RUANGBOGOR.COM - Belum lama ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan pembangunan Beach Club di Gunungkidul. Pakar menyebut pembangunan tempat wisata itu berpotensi merusak lingkungaan kawasan bentangan alam karts (KBAK).
Dosen Program Studi Teknik Lingkungan UPN Veteran Jogja, Nandra Eko Nugroho, menjelaskan bahwa pembangunan beach club di Gunungkidul dapat menyebabkan rawan longsor dan kerusakan ekosistem.
Salah satu dampak dari pengurangan luas wilayah KBAK di geopark Gunung Sewu dapat menyebabkan hilangnya tempat hidup kelelawar. Padahal, kelelawar merupakan salah satu hewan yang berperan dalam mengontrol hama serta untuk penyerbukan bunga sejumlah tanaman, salah satunya tanaman durian.
Karst juga memiliki peran penting sebagai daerah tangkapan air. Banyak gua karst yang menyimpan air tanah dalam bentuk akuifer, yang merupakan sumber air bagi masyarakat sekitar.
Ketika ekosistem karst rusak, misalnya karena penambangan atau pembangunan, maka kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air menurun. Ini bisa menyebabkan kekeringan atau berkurangnya kualitas air di wilayah Gunungkidul.
Rusaknya ekosistem di Geopark Gunung Sewu, terlebih setelah maraknya pembangunan wisata industri menuai keprihatinan. Padahal kawasan itu sudah diakui UNESCO sebagai taman bumi global atau GGN (Global geopark Network).
Situs ini dianggap penting karena memiliki formasi geologi yang unik, berperan dalam sejarah bumi, dan kadang memiliki fosil, mineral, atau bentang alam yang unik. Seharusnya kawasan ini dijaga bukan malah dirusak ekosistemnya. Lalu seharunya, bagaimana pemanfaatan KBAK yang baik dan benar?
"Pemanfatan wilayah karst yang baik itu dikembalikan ke fungsi jasa ekologi nya dengan menyesuwaikan daya dukung dan daya tampung sesuai dengan mandatnya sebagai KBAK dan lindung," ujar Nandra Eko Nugroho.
Apabila geopark Gunung Sewu hendak dikembangkan menjadi wilayah wisata, maka model wisata yang tepat adalah wisata minat khusus bukan industri.
"Dari jaman dulu wilayah karst sudah banyak eksis wisata terutama di wilayah pantainya, yang jadi masalah adalah semakin masif dan mengarah ke Industri pariwisata yang cenderung tidak memahami fungsi sebagai lindung dan KBAK misal merubah bentang alam, merubah morfologi dan mengganggu ekosistem karst," sambungnya lagi.
Wisata minat khusus di kawasan karst adalah jenis pariwisata yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung yang memiliki ketertarikan khusus terhadap keunikan alam karst.
Wisata ini biasanya melibatkan aktivitas yang lebih spesifik dan kadang menantang, serta memerlukan pemahaman lebih mendalam mengenai lingkungan karst. Berikut beberapa contoh dan penjelasan mengenai wisata minat khusus di kawasan karst:
1. Wisata Petualangan (Adventure Tourism)
Wisata petualangan di kawasan karst sering kali mencakup aktivitas fisik yang menantang dan membutuhkan keterampilan khusus. Beberapa kegiatan populer meliputi:
- Caving (Penelusuran Gua): Gua-gua karst sering kali menjadi daya tarik utama. Kegiatan penelusuran gua (caving) melibatkan masuk ke dalam gua alami untuk mengeksplorasi stalaktit, stalagmit, sungai bawah tanah, dan keindahan alam bawah tanah lainnya.
- Rock Climbing (Panjat Tebing): Tebing karst yang curam dan terjal menawarkan lokasi ideal untuk panjat tebing. Kawasan seperti ini menarik para pemanjat dari seluruh dunia yang mencari tantangan unik.
- Trekking atau Hiking: Kawasan karst sering kali memiliki jalur trekking atau hiking yang menantang dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Jalur ini bisa membawa pengunjung ke gua-gua tersembunyi, puncak batu kapur, atau lembah karst yang indah.
2. Wisata Edukasi
Wisata minat khusus juga bisa berupa wisata edukasi, di mana pengunjung datang untuk belajar tentang geologi, ekosistem, dan budaya di kawasan karst. Aktivitas ini mungkin termasuk:
- Observasi Geologi: Wisatawan dengan minat khusus pada geologi bisa melakukan tur yang menjelaskan proses pembentukan karst, jenis-jenis batuan kapur, serta fenomena geologi lainnya seperti dolina (lubang runtuhan), gua, dan sinkhole.
- Studi Speleologi: Speleologi adalah ilmu tentang gua. Wisata minat khusus ini melibatkan penelitian dan pengamatan gua, baik untuk kepentingan ilmiah maupun sebagai hobi bagi pengunjung yang tertarik pada ekosistem gua.
3. Wisata Ekologi (Ecotourism)
Karst merupakan habitat bagi beragam spesies flora dan fauna yang kadang unik dan endemik. Wisata ekologi di kawasan karst biasanya fokus pada pelestarian alam dan memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk:
- Mengamati Satwa Liar: Beberapa spesies hewan yang hanya bisa ditemukan di lingkungan karst, seperti kelelawar gua, burung langka, atau ikan buta di sungai bawah tanah, menjadi daya tarik khusus bagi penggemar alam.
- Pelestarian Lingkungan: Wisatawan juga bisa berpartisipasi dalam program pelestarian, seperti rehabilitasi ekosistem gua atau kegiatan edukasi untuk meningkatkan kesadaran lingkungan.
4. Wisata Budaya dan Sejarah
Kawasan karst sering kali memiliki nilai sejarah dan budaya yang penting, di mana terdapat jejak-jejak kehidupan manusia purba atau situs arkeologi yang tersembunyi di dalam gua.
- Penjelajahan Situs Arkeologi: Banyak gua di kawasan karst yang mengandung artefak arkeologi atau peninggalan manusia prasejarah, seperti lukisan gua, alat-alat batu, dan fosil. Ini menarik bagi wisatawan yang tertarik pada sejarah manusia.
- Eksplorasi Budaya Lokal: Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan karst sering kali memiliki tradisi dan budaya yang berkaitan dengan lingkungan karst. Wisatawan bisa belajar tentang cara hidup masyarakat lokal, ritual, atau mitologi yang berhubungan dengan gua dan pegunungan kapur.
5. Wisata Fotografi
Wisata minat khusus ini diperuntukkan bagi para penggemar fotografi alam, yang tertarik untuk mengabadikan keindahan lanskap karst, formasi batu kapur, gua, serta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.