RUANGBOGOR.COM - Pemerintah Korea Selatan akhirnya mengumumkan hasil investigasi awal terkait kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan, Jeollanam-do. Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi, melalui Komite Investigasi Kecelakaan Udara dan Kereta Api (SSA), mengungkapkan bahwa jejak bulu dan darah burung migran jenis Bebek Gachang ditemukan di kedua mesin pesawat.
Pada pagi hari 29 Desember, pesawat Jeju Air mulai berkomunikasi dengan menara kendali Bandara Muan pukul 08:54 untuk mendapat izin mendarat. Namun, pada pukul 08:57, menara kendali memperingatkan risiko tabrakan dengan burung.
Beberapa saat kemudian, pada pukul 08:58:11, pilot melaporkan, "Ada seekor burung di bawah pesawat." Sayangnya, pada pukul 08:58:50, kedua mesin pesawat dilaporkan rusak, dan sistem perekam data penerbangan (FDR) serta perekam suara kokpit (CVR) berhenti bekerja.
Pilot sempat mencoba melakukan go-around untuk menghindari bahaya, namun pesawat gagal mendarat dengan sempurna. Pada pukul 09:02:57, pesawat akhirnya tergelincir dan menabrak tanggul beton fasilitas azimuth (localizer) di landasan.
Peran Bebek Gachang
Bebek Gachang, burung migran musim dingin dengan panjang tubuh sekitar 40 cm, diketahui menjadi faktor signifikan dalam kecelakaan ini. Burung ini kerap bermigrasi ke wilayah Korea selama musim dingin. Sebelum kejadian, sekawanan puluhan ribu burung ini dilaporkan terlihat di dekat Bandara Muan.
Bulu dan noda darah dari Bebek Gachang ditemukan di kedua mesin pesawat, menandakan bahwa burung tersebut berkontribusi pada kerusakan mesin utama dan sistem kelistrikan.
Kerusakan ini turut melumpuhkan perangkat cadangan seperti APU (unit daya tambahan) dan sistem ADS-B, yang biasanya digunakan untuk mendeteksi posisi pesawat.
Panitia investigasi akan mengirimkan laporan awal kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada 27 Januari. Analisis lebih mendalam juga dilakukan untuk memeriksa apakah gangguan roda pendaratan dan kerusakan mesin saling berkaitan dengan tabrakan burung.
Selain itu, pemerintah berencana menyelidiki dampak aktivitas burung migran di sekitar bandara serta keberadaan tanggul beton fasilitas azimuth yang memperparah kecelakaan.
Reaksi Keluarga Korban
Keluarga korban menyampaikan harapan agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan objektif. Mereka akan mengadakan upacara peringatan bersama di Bandara Muan saat Tahun Baru Imlek sebagai bentuk penghormatan kepada para korban. Kecelakaan ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi risiko bird strike dan evaluasi fasilitas bandara demi keselamatan penerbangan di masa depan.