RUANGBOGOR -- Situs Batutulis menjadi salah satu spot sejarah yang sangat terkenal di Kota Bogor dan sekitarnya. Saking terkenalnya, wilayah di sekitar situs tersebut akhirnya dinamai dengan Jalan Batutulis.
Hingga saat ini, Prasasti Batutulis masih berada di lokasi yang sama sejak pembuatannya. Situs ini terletak di tepi jalan Batutulis berhadapan dengan istana Hing Puri Bima Sakti yang merupakan peninggalan Bung Karno. Adapun lokasi tepatnya terletak di Kelurahan Batutulis, Kota Bogor.
Prasasti ini berangka tahun 1455 Saka atau 1533 Masehi. Berdasarkan hasil riset, para peneliti sepakat bahwa tokoh yang membuat Prasasti Batutulis adalah Raja Surawisesa, yaitu putra sekaligus penerus Prabu Siliwangi, Kerajaan Padjadjaran.
Saat ini situs Batutulis dikelilingi oleh kompleks prasasti yang memiliki luas 17 kali 15 meter. Isi Prasasti Batutulis sendiri bercerita tentang kekaguman seorang anak pada orang tuanya.
Prasasti ini bertujuan untuk memperingati Prebu Retu yang dinobatkan sebagai raja dengan nama Prebu Guru Dewata Prana dan Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Prasasti Batutulis ditulis dalam bahasa sunda kuno dengan teks seperti berikut:
- Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,
- diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana
- di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata
- pun ya nu nyusuk na pakwan
- diya anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang
- ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyan sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi
Arti dalam bahasa Indonesia:
- Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum
- Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana,
dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan - Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
- Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.
- Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang.
- Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida,[2] membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka "Panca Pandawa Mengemban Bumi".