Wisata Tangerang Masjid Seribu Pintu Menyusuri Pusat Penyebaran Islam di Ujung Barat Pulau Jawa

Wisata Tangerang Masjid Seribu Pintu Menyusuri Pusat Penyebaran Islam di Ujung Barat Pulau Jawa
Wisata Tangerang Masjid Seribu Pintu Menyusuri Pusat Penyebaran Islam di Ujung Barat Pulau Jawa

RUANGBOGOR – Wisata Masjid Pintu Seribu yang berada di kota Tangerang yang masuk dalam kawasan provinsi banten merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam di ujung barat Pulau Jawa. 

Disebutkan bahwa pendiri masjid pintu seribu ialah seorang penyebar Islam kelahiran Arab bernama Al-fakir Syekh Mahdi Hasan Al-qudrotillah Al-muqoddam. 

Salah satu keunikan masjid Pintu seribu Tangerang ini yaitu kondisi tiap ruangannya yang disekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti mushola. 

Setiap ruangan Masjid Pintu Seribu ini diberi nama, seperti mushola Fathul qorib, Tanbihul Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga mushola Ratu Ayu. Area luas mushola masing-masing sekitar 4 meter.

Hal lain yang menarik perhatian para pengunjung Masjid Pintu seribu adalah penamaan dari nama masjid ini. Konon katanya sebab dinamakan Masjid Seribu Pintu karena dikarenakan tidak ada yang tahu persis berapa jumlah sebenarnya pintu masjid ini. 

Tak hanya itu pengelola masjid seribu pintu juga tidak tahu persis berapa jumlah pintu yang ada di masjid tersebut. Berdasarkan catatan sejarah masjid pintu seribu ini didirikan tahun 1978 oleh almarhum Syekh Al-Bakhir Mahdi yang merupakan seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan Al-Faqir. 

Semua pembiayaan pembangunan masjid seribu pintu dia tanggung sendiri, Al-Fakir meninggal dunia pada tanggal 1 Ramadhan atau tahun. Setelah itu kepengurusan masjid berpintu seribu ini dilanjutkan oleh keempat putra almarhum, yakni Khairul Zaman, Khainul Yakin, Fatwa Paku Alam dan  Khairullah.

Sebagai penghormatan warga sekitar masjid itu memberinya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqoddam. Beredar kabar bahwa Al-Faqir juga sedang membangun masjid serupa di Karawang, Madiun dan beberapa kota lain di Indonesia. 

Pada Masjid ini Tidak ada design dasar yang menampilkan corak arsitektur tertentu. Kemudian adapula pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque dan ada juga ternyata yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec.

Keunikan lain masjid ini adalah tasbih berukuran raksasa terpajang di dalam ruangan. Tasbih itu mempunya 99 butir berdiameter 10 centimeter. Setiap butir tasbih terlihat bertuliskan nama Asma’ul-Husna. Konon katanya tasbih iti merupakan yang terbesar di Indonesia. 

Setiap lorong di masjid seribu pintu ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Disebutkan salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruangan itu biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk beristiqomah.

Selain memiliki seribu pintu, ruang bawah tanah masjid yang unik ini terdapat  tasbih berukuran sebesar kepala bayi yang berjumlah 99 butir tasbih yang bertulisan asmaul husna. 

Awalnya, masjid seribu pintu ini kurang begitu populer karena digerus zaman  namun kemudia setelah mulai dipublikasikan banyak media, masjid ini kemudian banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai penjuru, bukan hanya nasional tapi juga masyarakat internasional.

Masjid seribu pintu di Tangernag diyakini sebagai salah satu tempat penyebaran Islam oleh pendirinya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index