RUANGBOGOR – Ikan larangan, seperti namanya, merupakan ikan yang dilarang untuk ditangkap atau dipancing di area perairan tertentu. Ikan larangan biasanya ditemukan di lokasi-lokasi tertentu yang sering disebut sebagai sungai larangan, di mana perairan telah ditetapkan sebagai zona terlarang, biasanya ditandai dengan papan peringatan. Belakangan, ikan larangan bahkan menjadi objek wisata di beberapa lokasi, seperti di Sumatera Barat (sumbar).
Di Sumatera Barat, beberapa tempat yang terkenal dengan ikan larangannya adalah di kecamatan 4 Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, di bawah jembatan Jalan Raya Sijani, dan di Padang, terdapat ikan larangan Lubuk Rukun, Lubuk Minturun, di Kabupaten 50 Kota yang dikenal sebagai wisata alam Ikan Banyak Benua. Selain itu, terdapat pula di Pasaman Barat, yaitu ikan larangan Lubuak Lan 2.
Mitos dan cerita seputar ikan larangan juga sangat melimpah. Mulai dari cerita bahwa orang yang nekat menangkap ikan tersebut akan mendapat kutukan, seperti mengalami sakit perut hebat hingga perutnya membuncit, atau bahkan terkena bencana lainnya. Ada juga cerita bahwa ikan-ikan ini tumbuh dengan cepat karena memiliki induk yang sama atau melalui ritual tertentu oleh dukun setempat.
Di objek wisata ikan larangan 4 Koto Aur Malintang, Pariaman, terdapat cerita bahwa di sungai tempat ikan larangan itu berada, dulunya ada seseorang yang sakti memberi ilmu Teluk kepada bibit-bibit ikan agar tidak ada yang berani mencurinya. Namun, orang yang menaruh teluh pada ikan-ikan tersebut meninggal tanpa mencabut teluh itu terlebih dahulu. Cerita serupa juga terdapat di tempat lain, yang kerap kali diiringi dengan kejadian aneh, seperti kesurupan karena membuang sampah di sungai tersebut.
Fakta bahwa ikan larangan tidak boleh ditangkap sering kali membuat penduduk setempat lebih aktif menjaga kebersihan sungai dan perairan, karena mereka percaya bahwa dengan menjaga sungai, ikan dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Oleh karena itu, Sungai larangan seringkali menjadi tempat yang bersih dan sehat, dengan ikan-ikan yang berukuran besar dan menarik.
Untuk mempromosikan budaya dan tradisi ini, biasanya ikan larangan dibuka untuk umum sekali dalam setahun atau dalam periode waktu tertentu, di mana penduduk setempat diperbolehkan untuk menangkap ikan tersebut. Hal ini sering menjadi atraksi menarik bagi wisatawan, yang dapat melihat bagaimana penduduk tumpah ruah ke sungai untuk menangkap ikan dengan tangan kosong, dalam sebuah pertarungan yang seru dan kompetitif.