Mengapa Gunung Jayawijaya Kurang Diminati sebagai Destinasi Pendakian?

Mengapa Gunung Jayawijaya Kurang Diminati sebagai Destinasi Pendakian?
Mengapa Gunung Jayawijaya Kurang Diminati sebagai Destinasi Pendakian? (Wikipedia)

RUANGBOGOR -- Gunung Jayawijaya, atau yang lebih dikenal sebagai Mount Kartens, adalah puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 4884 meter di atas permukaan laut. Meskipun termasuk dalam Seven Summits dunia, daerah ini masih tergolong sebagai gunung yang kurang terkenal dan jarang diminati oleh pendaki, baik domestik maupun internasional.

Biaya Besar

Dilansir dari Channel Youtube Ric snt pada Selasa, 30 April 2024, ada beberapa faktor yang menjadi alasan utama mengapa Gunung Jayawijaya tidak populer di kalangan pendaki. Pertama-tama, faktor biaya menjadi hal yang signifikan. Biaya mendaki Gunung Jayawijaya diperkirakan berkisar antara 50 juta hingga lebih dari 100 juta rupiah per orang, tergantung pada rute yang dipilih.

Terdapat dua opsi rute yang terkenal, yakni menggunakan pesawat atau helikopter langsung dari Kota Timika ke base camp danau-danau yang berada pada ketinggian sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut.

Opsi ini, meskipun mempersingkat waktu pendakian, memerlukan biaya yang tinggi, bisa mencapai ratusan juta rupiah per pendaki. Opsi lainnya adalah trek darat yang memakan waktu sekitar 3 hingga 4 minggu, juga membutuhkan biaya yang tidak murah dan melibatkan banyak porter.

Situasi Politik

Kedua, situasi politik dan keamanan di sekitar daerah pegunungan Jayapura menjadi faktor penghambat. Konflik antarsuku dan kehadiran OPM sering kali mempengaruhi keamanan di daerah ini. Jalur darat seringkali ditutup atau memiliki aturan khusus yang membuat pendakian menjadi tidak stabil dan berisiko.

Jalur yang Super Ekstrem

Faktor teknis dan kesulitan pendakian juga menjadi alasan lain. Gunung Jayawijaya memiliki trek yang berbeda dengan banyaknya batu dan salju yang menuntut skill pendakian yang ekstrem. Para pendaki harus terbiasa dengan medan yang vertikal dan berbahaya, termasuk penggunaan tali dan melewati jurang-jurang yang hanya dilengkapi dengan jembatan tali.

Kurangnya Informasi Soal Gunung Ini

Terakhir, informasi yang kurang memadai tentang Gunung Jayawijaya juga turut berperan dalam rendahnya minat pendaki. Meskipun termasuk dalam Seven Summits, informasi mengenai rute pendakian dan persyaratan izin seringkali tidak jelas dan berubah-ubah. Hal ini membuat persiapan pendakian menjadi sulit dilakukan, terutama bagi pendaki amatir atau semi-profesional.

Meskipun memiliki tantangan yang besar, diharapkan bahwa Gunung Jayawijaya dapat menjadi ikon pariwisata gunung yang lebih dikenal di Indonesia. Dengan peningkatan akses informasi dan regulasi yang lebih jelas, semoga Gunung Jayawijaya dapat menjadi destinasi yang diminati oleh para pendaki dari dalam dan luar negeri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index