RUANGBOGOR – Transportasi kereta api listrik hingga saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat Bogor yang beraktivitas ke kota Jakarta. Selain terbebas dari kemacetan, waktu tempuh pun bisa lebih cepat dengan menggunakan kereta di Stasiun Bogor. Namun, dibalik lalu-lalang kesibukan warga Bogor naik kereta, tersimpan cerita sejarah yang tak terlupakan.
Stasiun Bogor, yang dibangun pada tahun 1981 oleh pemerintah Belanda, menjadi stasiun terakhir untuk perjalanan kereta dari Jakarta ke Bogor. Dengan luas lebih dari 6000 m2, stasiun ini masuk dalam 15 stasiun tertua di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, stasiun ini dijadikan tempat transit untuk membawa hasil rempah-rempah dari perkebunan kawasan Puncak sebelum dikirim ke Jakarta.
Arsitektur Stasiun Bogor yang bernuansa Eropa menjadi ciri khasnya, dengan pintu dan jendela yang tinggi. Bangunan ini, yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, kini menjadi warisan budaya yang dilestarikan. PT Kereta Api Indonesia mencatatkan stasiun Bogor sebagai cagar budaya karena merupakan peninggalan sejarah yang berharga.
Meski telah mengalami berbagai pembenahan, stasiun Bogor tetap kokoh berdiri hingga saat ini. Banyak masyarakat yang setiap hari melewati stasiun ini tanpa mengetahui sejarahnya yang kaya. Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan pada tahun 2007 telah menetapkan stasiun Bogor sebagai benda cagar budaya bersama dengan 20 cagar budaya lain di kota Bogor.
Dengan statusnya sebagai cagar budaya, Stasiun Bogor menjadi lebih dari sekadar tempat transit. Ia menjadi saksi bisu dari perjalanan waktu, menyimpan cerita dan kenangan dari masa lalu yang kini tetap menginspirasi dan memberikan makna bagi masyarakat Bogor. Bagi para pengguna kereta api yang melewati stasiun ini setiap hari, mungkin akan lebih menghargai keberadaannya ketika mengetahui sejarahnya yang kaya.
