RUANGBOGOR.COM - Berdiri sejak tahun 1898, Roti Go telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Purwokerto. Toko roti yang didirikan oleh pasangan keturunan Tionghoa, Oei Pak Ke Nio dan Go Kwe Ka ini, telah melewati berbagai pasang surut zaman.
Namun, yang paling membekas adalah peristiwa tragis yang terjadi pada masa penjajahan Belanda. Saat itu Indonesia masih dalam masa penjajahan. Di tengah himpitan suasana perang, Oei Pak Ke Nio dan Go Kwe Ka tetap berjuang untuk merintis usaha bakery.
Tentu perjuangan mereka tidak mudah, bahkan di masa Agresi Militer Belanda II pada 1948, Roti Go sempat dibakar hingga luluh lantak. Ajaibnya, Semesta masih menyelamatkan sejumlah alat masak seperti oven dan alat peracik roti berbahan besi yang tahan api.
Berbekal dua alat itu, Oei Pak Ke Nio dan Go Kwe Ka terus melanjutkan usahanya. Sampai pada akhirnya perjuangan mereka berbuah manis, bakery yang lokasinya ada di Jaan Seodirman Nomor 724, Purwokerto itu masih bertahan hingga saat ini.
Usianya kini sudah mencapai 126 tahun dan dikelola oleh pasangan suami istri Rosani Wiogo dan FX Pararto Widjaja yang merupakan generasi ketiga dari Oei Pak Ke Nio dan Go Kwe Ka. Luar biasa bukan!
Itu sebabnya Roti Go layak disebut sebagai saksi bisu kejamnya masa penjajahan di era Kolonial Belanda. Lalu apa sih yang membuat bakery ini masih terus bertahan di tengah gempuran zaman?
Ternyata rahasianya ada pada bahan-bahan serta resep turun temurun yang mereka gunakan. "Varian roti tradisional kami tidak memakai pengawet, pemanis, ataupun bahan kimia. Jadi ini selalu jadi favorit pelanggan karena memiliki rasa yang khas. Ini bisa tahan tiga hari," ujar Rosani Wiogo kepada RUANGBOGOR.COM.
Saat saya coba mencoba mencicipi varian roti tradisional isi selai strawberry mereka, memang rasanya nagih sih. Ringan dan gak bikin eneg karena rasanya pas tidak terlalu manis. Lalu tekstrur rotinya juga lembut.
Kemasan dan tampilannya memang sederhana, tidak semenarik bakery kekinian. Namun rasanya luar biasa! Gak bakal nyesel deh mampir ke Roti Go saat sedang wisata kuliner di Purwokerto. Mereka juga punya aneka kue kering yang cocok dijadikan oleh-oleh.
Semangat pantang menyerah dari pendiri Roti Go sejak jaman penjajahan hingga tahun 2024 ini patut diacungi jempol. Hingga kini, Roti Go tetap berdiri kokoh dan terus menyajikan roti-roti lezat bagi para pelanggannya.
Oven batu bata tua yang masih digunakan, menjadi saksi bisu dari perjuangan dan semangat pantang menyerah keluarga Go. Setiap gigitan roti dari Roti Go, seolah membawa kita kembali ke masa lalu, merasakan perjuangan dan semangat para pahlawan.