Dawet Mbah Hari: Legenda Kuliner di Pasar Beringharjo Yogyakarta

Dawet Mbah Hari: Legenda Kuliner di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Dawet Mbah Hari: Legenda Kuliner di Pasar Beringharjo Yogyakarta. (GMAPS Dawet Mbah Hari)

RUANGBOGOR -- Yogyakarta tak hanya terkenal dengan budayanya, tetapi juga dengan kulinernya yang kaya rasa. Salah satu yang menjadi legenda di kota ini adalah Dawet Mbah Hari, sebuah sajian khas yang sudah dikenal sejak tahun 1960-an.

Berjualan di Pasar Beringharjo, Mbah Hari yang kini sudah berusia 78 tahun masih tetap setia menawarkan minuman segar dawet kepada para pengunjung yang datang dari berbagai daerah.

Pasar Beringharjo sendiri merupakan pasar tradisional terbesar dan tertua di Yogyakarta. Berlokasi di Jalan Margomulyo No. 16, pasar ini telah menjadi tujuan wisata kuliner sekaligus pusat aktivitas ekonomi bagi masyarakat setempat.

Bagi banyak orang, berkunjung ke Yogyakarta rasanya belum lengkap tanpa singgah ke pasar ini, terlebih untuk mencicipi Dawet Mbah Hari.

"Saya mulai jualan dawet waktu masih kecil, sekitar kelas 6 SD. Waktu itu orang tua saya sudah jualan dawet, jadi saya ikut membantu mereka," ungkap Mbah Hari sambil tersenyum mengenang masa kecilnya.

Dawet yang dijual oleh Mbah Hari menggunakan bahan-bahan tradisional, seperti pati ganyong yang memberikan tekstur khas pada dawetnya. Proses pembuatan dawet dilakukan dengan penuh kesabaran, dimulai dari pagi hari agar dawet yang dijual selalu segar setiap harinya.

Selain itu, dawet Mbah Hari disajikan dengan gula merah, santan kental, serta tambahan nangka yang memberikan cita rasa manis alami.

"Setiap hari saya mulai memasak dari jam tiga pagi. Biar nanti saat jualan jam sepuluh, dawetnya masih segar. Saya jualan sampai jam tiga sore, kalau sudah capek ya istirahat dulu," kata Mbah Hari.

Uniknya, dawet yang dijual Mbah Hari hadir dalam beberapa warna, seperti hijau, merah, dan putih, yang membuat tampilannya semakin menarik. Tak hanya itu, rasa yang manis dan menyegarkan membuat dawet ini menjadi incaran para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Banyak pelanggan datang dari luar kota, bahkan dari Medan, Jakarta, hingga Surabaya.

"Saya sering dengar cerita dari pelanggan yang datang dari jauh. Ada yang bilang, kalau ke Yogyakarta pasti mampir beli dawet saya. Rasanya senang sekali dengar mereka suka dawet saya," tuturnya dengan bangga.

Dengan keramahan Mbah Hari dan kelezatan dawetnya, tidak heran jika Dawet Mbah Hari menjadi salah satu kuliner legendaris di Yogyakarta. Bagi para wisatawan, dawet ini tidak hanya menyegarkan tenggorokan di tengah teriknya Yogyakarta, tetapi juga memberikan rasa nostalgia dari masa lalu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index