RUANGBOGOR.COM - Kementerian Pertanian Republik Korea, bekerja sama dengan Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation (aT Center), ikut berpartisipasi dalam ajang SIAL Interfood 2024, pameran pangan terbesar di Indonesia yang berlangsung dari 13 hingga 16 November 2024 di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dalam pameran tersebut, mereka menghadirkan Korea Pavilion yang terdiri dari 24 perusahaan makanan dan minuman asal Korea. Paviliun ini menampilkan berbagai produk unggulan, seperti stroberi premium, rumput laut, kimchi, pir khas Korea, hingga beragam saus autentik.
Selain itu, perusahaan-perusahaan makanan dan minuman siap saji juga turut meramaikan pameran yang sudah berlangsung selama 25 tahun ini. Beberapa produk populer yang dipamerkan meliputi tteokbokki, jajangmyeon, serta berbagai minuman siap konsumsi.
Tidak hanya memamerkan produk, pengunjung juga memiliki kesempatan untuk mencicipi langsung hidangan khas Korea yang disiapkan oleh Chef Choi Jun-hyuk. Menu-menu seperti bulgogi, tteokbokki, kimchijeon, japchae, dan jangjorim dimasak menggunakan bahan asli Korea yang telah mendapatkan sertifikasi halal, sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan.
Ekspor makanan halal Korea ke Indonesia menunjukkan tren positif setiap tahunnya. Berdasarkan data dari aT Center, hingga September 2024, nilai ekspor makanan Korea halal ke Indonesia mencapai 236 juta USD, meningkat 2,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Beberapa produk yang mencatat kenaikan signifikan adalah kopi dengan nilai ekspor 22 juta USD (naik 4,9% YoY), produk minuman meningkat 12%, mi instan melonjak 27,5%, dan stroberi tumbuh pesat sebesar 31,8%.
Selain stroberi, buah premium seperti stroberi putih Arirang, berry King’s, dan Shine Muscat juga semakin diminati di pasar Indonesia. Minuman kemasan asal Korea, baik dalam bentuk kaleng maupun pouch, juga mendapatkan sambutan hangat dari distributor Indonesia.
Produk-produk tersebut kini semakin mudah ditemukan di berbagai convenience store. Tren ini juga berimbas pada peningkatan jumlah kerja sama bisnis dan ekspor antara perusahaan kedua negara.
Seorang pembeli dari Kaifa, perusahaan importir di Indonesia, mengungkapkan, "Banyak perusahaan distribusi di Indonesia sedang memperluas penanganan produk makanan Korea."
Meskipun pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal untuk produk impor yang direncanakan mulai 18 Oktober 2024 ditunda hingga dua tahun ke depan, pasar Indonesia, yang 87% populasinya adalah Muslim, tetap mendorong produsen Korea untuk mendapatkan sertifikasi halal. Langkah ini diyakini dapat memperlancar distribusi dan memperluas penetrasi K-Halal Food di Indonesia.
Kwon Oh-yeop, Direktur Ekspor Makanan Korea Agro-Fisheries & Food Trade Corporation (aT Center), menyampaikan, “Dengan populasi 280 juta, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekspor makanan Korea yang tak terbatas dan bisa menjadi pintu gerbang pasar halal dunia, karena negara ini memiliki populasi Muslim terbesar di dunia.Kami berencana untuk memperluas berbagai proyek dukungan ekspor agar K-Halal Food semakin dicintai di Indonesia.”