RUANGBOGOR.COM – Alun-Alun Kidul (Alkid) Yogyakarta, yang terletak di sisi selatan Keraton Yogyakarta, menjadi destinasi wisata yang semakin populer untuk berlibur sambil menikmati suasana santai. Berbeda dengan alun-alun pada umumnya, Alun-Alun Kidul tidak hanya menyuguhkan pemandangan lapang, namun juga berbagai atraksi menarik yang membuatnya jadi pilihan utama untuk berkumpul atau sekadar nongkrong.
Lokasi Strategis dengan Panorama Menarik
Dari Keraton Yogyakarta, Anda hanya perlu berjalan beberapa langkah menuju arah selatan untuk sampai di Alun-Alun Kidul. Salah satu ikon pertama yang akan Anda temui adalah Pelengkung Gading, gerbang masuk yang menjadi tanda bahwa Anda sudah memasuki kawasan Alun-Alun Kidul. Begitu memasuki area ini, kesan pertama yang bisa dirasakan adalah Alun-Alun Kidul yang luas, tidak hanya menawarkan pemandangan terbuka, tetapi juga berbagai panorama menarik di sekitarnya.
Alun-Alun Kidul, bersama dengan Alun-Alun Utara, menjadi simbol penting bagi Keraton Yogyakarta. Kedua alun-alun ini memiliki dua pohon beringin kembar yang dianggap sakral oleh masyarakat Yogyakarta. Terutama di Alun-Alun Kidul, keberadaan beringin kembar ini sangat terkenal berkat mitos yang berkembang.
Mitos Masangin: Cobalah Berjalan di Antara Beringin dengan Mata Tertutup
Salah satu daya tarik utama Alun-Alun Kidul adalah tradisi masangin, yaitu ritual berjalan di antara dua beringin kembar dengan mata tertutup. Menurut mitos, siapa pun yang berhasil melewati dua beringin tersebut dengan mata tertutup akan mendapatkan keinginan atau harapan yang terkabul. Meskipun terkesan sederhana, banyak pengunjung yang gagal dalam percobaan pertama. Namun, bagi mereka yang berhasil, pengalaman ini menjadi sebuah kebanggaan dan tak jarang mereka akan mencoba lagi untuk membuktikan keberuntungan.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Yogyakarta dan masih menarik banyak wisatawan untuk mencobanya hingga saat ini. Tak heran, setiap malamnya, Alun-Alun Kidul dipenuhi dengan wisatawan yang penasaran dan ingin merasakan pengalaman spiritual ini.
Suasana Meriah dengan Beragam Hiburan
Selain mitos masangin, Alun-Alun Kidul juga menawarkan beragam hiburan yang membuat suasana semakin hidup. Salah satunya adalah deretan odong-odong, mobil kayu yang dihias dengan lampu warna-warni yang berkelap-kelip, mengundang tawa pengunjung yang asyik berkeliling. Pengunjung juga bisa menikmati aneka kuliner khas Yogyakarta, seperti wedang bajigur, wedang ronde, jagung bakar, cilok, dan berbagai makanan kecil lainnya yang tersedia di sekitar alun-alun.
Jika Anda ingin makan berat, Anda juga tidak perlu khawatir. Hanya beberapa langkah dari Alun-Alun Kidul, Anda akan menemukan kawasan Wijilan, yang terkenal dengan berbagai warung yang menyajikan gudeg khas Yogyakarta. Harga makanannya yang terjangkau dengan rasa yang lezat membuat tempat ini semakin digemari wisatawan.
Alun-Alun Kidul Buka 24 Jam, Bisa Dihuni Kapan Saja!
Yang menarik dari Alun-Alun Kidul adalah, tempat ini buka 24 jam setiap harinya. Alun-alun ini menjadi ruang terbuka publik yang bebas diakses siapa saja, tanpa dikenakan biaya tiket masuk. Pengunjung hanya perlu membayar tarif parkir, yang berkisar antara Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Bagi Anda yang ingin mencoba permainan masangin dengan lebih seru, Anda bisa menyewa penutup mata (ikat kepala) seharga Rp5.000. Selain itu, untuk menikmati odong-odong atau sepeda, tarif sewanya sekitar Rp50.000.
Alun-Alun Kidul Yogyakarta tidak hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi juga memiliki banyak daya tarik yang membuatnya layak untuk dikunjungi. Baik untuk sekadar nongkrong menikmati suasana malam, mencoba keberuntungan dengan ritual masangin, atau menikmati berbagai kuliner khas Yogyakarta, Alun-Alun Kidul selalu memiliki sesuatu yang menarik untuk ditawarkan. Jadi, kapan Anda berencana berkunjung?