Drama Korea

Menguak Teori Konspirasi Squid Game, Benarkah Terinspirasi Tragedi Brothers Home?

Menguak Teori Konspirasi Squid Game, Benarkah Terinspirasi Tragedi Brothers Home?
Menguak Teori Konspirasi Squid Game, Benarkah Terinspirasi Tragedi Brothers Home. Sumber Foto: Netflix

RUANGBOGOR.COM - Serial Squid Game yang populer di Netflix bukan hanya mencuri perhatian karena alur ceritanya yang menegangkan, tetapi juga karena menggugah diskusi tentang ketidakadilan sosial.

Banyak yang berspekulasi bahwa cerita dalam Squid Game terinspirasi oleh tragedi nyata di Korea Selatan, yakni tragedi Brothers Home, sebuah pusat rehabilitasi yang berubah menjadi tempat eksploitasi dan penyiksaan.

Pada 1980-an, Brothers Home didirikan oleh pemerintah Korea Selatan dengan tujuan sebagai pusat rehabilitasi bagi tunawisma, terutama menjelang Asian Games 1986 dan Olimpiade Seoul 1988. Dengan kapasitas menampung hingga 3.500 orang, tempat ini seharusnya menjadi fasilitas yang membantu para tunawisma.

Namun kenyataannya, Brothers Home bertransformasi menjadi tempat kerja paksa yang dikelola oleh Park In-keun, seorang mantan petinju dan anggota militer yang berperan sebagai kepala fasilitas tersebut.

Kehidupan di Brothers Home

Alih-alih menyediakan tempat rehabilitasi, Brothers Home menjadi neraka bagi para penghuni. Mereka dipaksa bekerja tanpa upah di pabrik-pabrik yang memproduksi berbagai barang seperti pensil dan payung.

Kekerasan fisik merupakan bagian dari rutinitas harian, sementara sistem hierarki yang ketat mengharuskan penghuni mengenakan seragam bernomor, mirip dengan peserta dalam Squid Game yang identitasnya dihapus dan digantikan dengan angka.

Pemerintah memberikan dana besar untuk Brothers Home berdasarkan jumlah penghuni. Semakin banyak orang yang dipaksa bekerja, semakin besar pula anggaran yang diterima.

Sayangnya, dana ini sering diselewengkan. Penghuni menerima makanan yang terbatas dan tidak bergizi, yang menyebabkan malnutrisi, terutama pada anak-anak. Selain itu, kekerasan seksual terhadap wanita dan anak-anak menjadi hal yang biasa di fasilitas ini.

Hubungan dengan Squid Game

Kemiripan antara kondisi di Brothers Home dan Squid Game sangat mencolok. Di Squid Game, peserta dieksploitasi untuk keuntungan dan hiburan, mirip dengan penghuni Brothers Home yang diperlakukan dengan kejam.

Elemen-elemen seperti seragam, nomor identifikasi, dan permainan yang membahayakan nyawa sangat mirip dengan pengalaman para penghuni di Brothers Home.

Meskipun Squid Game adalah fiksi, kenyataan yang terjadi di Brothers Home jauh lebih mengerikan dan tragis. Setelah penutupan Brothers Home, bangunannya dihancurkan dan digantikan dengan kompleks apartemen.

Namun, saat pembongkaran, pekerja konstruksi menemukan lebih dari 100 tulang manusia yang terkubur di lokasi tersebut. Penyebab kematian mereka tidak pernah diselidiki, dan jenazahnya dianggap hilang begitu saja. Temuan ini semakin memperjelas bahwa tragedi Brothers Home jauh lebih buruk daripada yang dibayangkan.

Permintaan Maaf dan Tindakan Pemerintah

Baru pada 2018, Presiden Korea Selatan saat itu, Moon Jae-in, meminta maaf kepada para mantan penghuni Brothers Home atas perlakuan buruk yang mereka alami.

Pada Mei 2020, pemerintah Korea Selatan mengesahkan undang-undang yang memungkinkan penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di masa lalu, termasuk tragedi yang terjadi di Brothers Home.

Kisah tragis Brothers Home mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap sistem yang tampaknya sah namun menyembunyikan ketidakadilan. Baik dalam Squid Game maupun dalam kenyataan di Brothers Home, kita melihat bagaimana sistem yang korup dapat menindas mereka yang rentan.

Cerita ini menjadi pengingat bagi kita untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan melindungi mereka yang terpinggirkan dari eksploitasi. Tragedi Brothers Home mengingatkan kita bahwa kenyataan sering kali lebih gelap dan mengerikan daripada fiksi.

Kita harus terus memperjuangkan keadilan dan transparansi, serta berkomitmen untuk memastikan bahwa kejadian-kejadian kelam seperti ini tidak terulang di masa depan.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index