RUANGBOGOR.COM - Polemik BisKita Trans Pakuan yang mandek menuai sorotan DPRD Kota Bogor. Menurut Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor Rusli Prihatevy, transportasi di Kota Bogor dinilai bak penyakit yang sudah menyebar ke semua organ tubuh.
Apabila lihat perencanaan transportasi Kota Bogor 10 tahun ke belakang, menurutnya memang tidak ada program yang berjalan baik. Rusli Prihatevy pun ogah jika program BisKita yang sudah diperjuangkan bersama-sama antara Pemerintah Kota Bogor dan DPRD Kota Bogor harus menghilang tanpa jejak.
Sehingga ia berharap Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih Dedie A Rachim dan Jenal Mutaqin mau membenahi persoalan transportasi dengan cara memasukkan program-program komprehensif kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"RPJPD kan sudah ada, di dalamnya berbunyi bahwa penataan transportasi membutuhkan Rencana Induk Transportasi. Semoga program-program penataan transportasi bisa dituangkan didalam RPJMD nantinya," kata Rusli.
Di samping itu, Rusli mengapresiasi PJ Wali Kota Bogor yang selama ini berkordinasi dengan DPRD untuk memastikan keberlanjutan program Biskita.
Hal tersebut dapat terlihat dengan sudah dianggarkannya Rp10 miliar melalui APBD 2025 dan akan ditambahkan Rp11 miliar di APBD Perubahan 2025 jika program Biskita bisa terlaksana dengan baik.
"Tentu kami selalu mendukung Pemkot Bogor dari sisi anggaran, asalkan kajian dan perencanaan sudah matang. Semoga Biskita yang sudah dirindukan oleh masyarakat bisa kembali mengaspal dan kami dari DPRD akan memastikan hal tersebut," tuturnya.(*)