“Jadi pintar-pintar si penyedia, tetapi enggak ngakalin (enggak kurangi spek), ini diawasi puskesmas,” katanya.
Idris mengakui awal mula viralnya menu PMT lokal disebabkan oleh kesalahpahaman atau miskomunikasi di satu kecamatan. Di mana, Kecamatan Tapos yang memberikan menu makanan tidak sesuai jadwal dan arahan Dinkes.
"Kecamatan Tapos membuat makannya lengkap, yang lainnya kudapan, makanya onde-onde tiga biji sudah memenuhi persyaratan, bahkan kita orang dewasa makan itu kenyang,” ujar Idris.
Meski begitu, ia mengklaim setelah pelaksanaan PMT lokal selama sepekan, status kesehatan balita yang menjadi sasaran program tersebut perlahan membaik.
“Itu terbukti dampak dari pemberian makanan, seminggu program berjalan, anak-anak yang kita timbang enggak ada yang stuck (mandek), semuanya naik,” kata Idris.