Jumlah Usaha Pertanian Turun Signifikan, Depok Alami Krisis Industri Holtikultura?

Jumlah Usaha Pertanian Turun Signifikan, Depok Alami Krisis Industri Holtikultura?
Jumlah Usaha Pertanian Turun Signifikan, Depok Alami Krisis Industri Holtikultura. (Pixabay)

RUANGBOGOR -- Kondisi industri pertanian di Kota Depok tampaknya sedang menghadapi masa krisis. Badan Pusat Statistik atau BPS Kota Depok, Jawa Barat mencatat adanya penurunan jumlah usaha pertanian dalam sensus pertanian 2023 (ST2023).

Jumlah usaha pertanian di Depok menurun signifikan hingga 14,83 persen atau sebanyak 1.471 unit usaha. Berdasarkan hasil pencacahan lengkap ST2023 tahap I BPS Depok, jumlah unit usaha pertanian turun jika dibandingkan sensus 10 tahun lalu atau ST2013.

Dijelaskan bahwa dua dari tiga jenis unit usaha pertanian, yaitu usaha pertanian perorangan (UTP) dan perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) mengalami penurunan jumlah usaha.

UTP di Kota Depok mengalami penurunan hingga sebesar 14,36 persen jika dibanding dengan kondisi sepuluh tahun lalu. Pada 2013, ada 9.918 unit usaha, saat ini turun menjadi 8.447 unit usaha pertanian saja.

BPS mencatat Cinere menjadi kecamatan dengan UTP paling sedikit, sebanyak 268 unit. Sementara Kecamatan Tapos, Bojongsari dan Sawangan merupakan kecamatan dengan jumlah UTP paling banyak. Kecamatan Tapos 1.579 unit, Bojongsari 1.530 unit, dan Sawangan 1.266 unit.

Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) menunjukkan penurunan paling signifikan. Penurunannya mencapai 76,47 persen jika dibandingkan hasil ST2013 dengan total perusahaan sebanyak 17 unit. Kondisi UPB saat ini, melalui ST2023 hanya tersisa 4 unit.

Adapun jumlah usaha pertanian lainnya (UTL) yang dilakukan oleh masyarakat dari yayasan, pondok pesantren hingga komplek TNI tercatat mengalami kenaikan pada tahun ini. Total UTL yang tercatat di Depok ada sebanyak 32 unit dan mengalami kenaikan sebesar 433,33 persen.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index