RUANGBOGOR.COM - Setelah Jembatan otista Bogor resmi dibuka, publik menilai ada yang janggal dengan kondisi jalur untuk pejalan kaki alias pedestrian.
Jembatan Otista pertama kali dibangun sekitar tahun 1920 dengan menggunakan pondasi lengkung.
Setelah itu pada tahun 1970 jembatan dilebarkan dan tahun 1990-an menjadi arus utama di Kota Bogor yang juga dipenuhi oleh para pedagang.
Jembatan Otista diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada, Selasa 19 Desember 2023 lalu.
Jokowi sempat meninjau kondisi jembatan yang sudah selesai dibangun.
Mantan Wali Kota Solo itu bahkan sampai turun ke bawah jembatan untuk meninjau lengkung jembatan yang merupakan pondasi awal jembatan yang merupakan Cagar Budaya.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan Jembatan Otista ini memiliki problem atau masalah penyempitan sehingga dilakukan pelebaran.
"Jembatan Otista ini jembatan yang salah satu menjadi problem di Kota Bogor, karena melebar dan menyempit di jembatan ini sehingga jembatan ini dilebarkan dan kalau kita lihat sekarang sudah lebih dari cukup," ujar Bima Arya dilansir RUANGBOGOR.COM dari Instagram @pemkotbogor.
"Karena itu ketika tahun 2015 kami melakukan kajian dan munculah kemudian kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)."
"Diberlakukan Sistem Satu Arah di seputar Istana Bogor ini dan mengurangi kemacetan, tapi ternyata titik ini adalah titik penyempitan utama, bottlenecking utama di pusat kota," sambungnya lagi.
Setelah itu Bima Arya mengusulkan agar Jembatan Otista dilenarkan.
Usulan tersebut disetujui pada tahun 2020 tetapi karena Covid-19 ada kebijakan rasionalisasi sehingga harus ditunda.
Akhirnya pelebaran Jembatan Otista bisa direalisasikan pada awal tahun 2023 ini.
Bima Arya menyampaikan perjalanan selama proses pembangunan ulang jembatan Otista selama 7,5 bulan ini bukan hal mudah, karena warga harus bersabar, bukan saja karena kemacetan akibat dari pengaturan lalu lintas, tapi juga berkurangnya pendapatan.
Setelah jadi, foto terbaru dari jembatan tersebut wara-wiri di media sosial.
Akun X @bogorfess_ menampilkan foto sebelum dan sesudah jembatan direnovasi.
Sontak postingan tersebut langsung banjir komentar netizen. Salah satu warganet kemudian menyadari ada yang janggal dengan kondisi pedestrian.
"Pedestriannya kenapa gak dibuat kanan kiri yah seperti awal sebelum direhab @KemenPU," tulis akun @SajaSusanto.
Melihat pertanyaan itu, Kementerian PUPR buka suara memberi jawaban mengenai pedestrian Jembatan Otista.
"Revitalisasi jembatan tersebut merupakan kewenangan pemda setempat. Karena itu lebih tepat Mas Susanto mengontak
@PemkotaBogor atas pertanyaan tersebut ya," jawab akun @KemenPU.
"Kalau dilihat dari gambar sepertinya kiri kanan kok. Tp yg kiri harus terjun dulu ke kali berenang buat nyebrangnya, untung2 bisa nyangkut di jembatan yg warna biru itu pas loncat jadi ga perlu capek2 berenang," sahut warganet lainnya dengan akun @StarkiTomi.
"Itu yang sebelah kiri khusus untuk persiapan calon peserta ninja warrior gitu," tulis akun @yelsin_yonahan.
"Yang kiri masih bisa buat lewat itu kayaknya coba dizoon, tapi kecil cuman bisa lewat 1 orang," tulis akun @pradiktaak.
Jika diperhatikan, lebar pedestrian Jembatan Otista dibagian kiri dan kanan memang tidak sama. Bagian kanan lebih lebar dibanding kiri.
Kejanggalan itu rupanya menjadi sorotan publik. Sayangnya Kementerian PUPR tidak bisa memberikan jawaban pasti akan hal itu.
Pasalnya menurut pengakuan Kementerian PUPR, kewenangan mengenai pembangunan Jembatan Otista menjawi kewenangan Pemerintah Kota Bogor.***