RUANGBOGOR -- Yogyakarta dikenal sebagai kota yang menyimpan sejuta kenangan dan cita rasa, salah satunya adalah kuliner khas angkringan. Salah satu angkringan yang kini viral di media sosial adalah Angkringan Balap Paseban di Alun-Alun Paseban, Bantul.
Angkringan ini tidak hanya menawarkan makanan yang lezat, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup masyarakat setempat. Angkringan merupakan ikon kuliner Yogyakarta dan beberapa wilayah di Jawa Tengah.
Dikenal dengan slogan "Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan," keberadaan angkringan tak bisa dipisahkan dari kota ini. Menikmati makanan di angkringan bukan sekadar makan, melainkan merasakan pengalaman khas yang sarat akan budaya.
Untuk mencapai Angkringan Balap Paseban, perjalanan bisa dimulai dari pusat kota Yogyakarta, sekitar 12 km dari Malioboro. Melewati beberapa titik penting seperti Perempatan Titik Nol Kilometer, Kantor Pos Besar, dan Pojok Beteng Kulon, pengunjung akan menuju ke arah Dusun Badekan, Kabupaten Bantul.
Setelah menempuh sekitar 32 menit, pengunjung akan sampai di lokasi angkringan yang berada di sekitar Alun-Alun Paseban. Sesampainya di sana, suasana angkringan yang ramai langsung menyambut setiap pengunjung. Angkringan ini buka setiap hari mulai pukul 17.00 hingga 23.00, menawarkan berbagai pilihan menu yang menggugah selera.
"Saya sering ke sini karena suasananya yang nyaman dan menunya yang bervariasi. Dari nasi kucing hingga gorengan semuanya enak dan murah," kata salah satu pengunjung setia bernama Andi.
Angkringan Balap Paseban menawarkan berbagai menu yang akrab di lidah pecinta kuliner tradisional. Menu favorit di sini termasuk nasi kucing dengan harga Rp3.000 per bungkus dan lauk yang beragam, seperti sambal teri dan oseng tempe. Bagi yang ingin mencoba yang lebih spesial, ada juga nasi bakar seharga Rp4.000 per bungkus.
Selain nasi, angkringan ini juga menyediakan aneka sate, seperti sate koyor, sate telur, sate udang, dan sate ceker, serta gorengan dadakan yang selalu disajikan hangat. "Setiap kali datang, saya pasti memesan gorengan mendowan dan sate telur. Rasanya selalu enak, apalagi saat masih hangat," ujar Sinta, seorang pelanggan lainnya.
Tak hanya makanan, angkringan ini juga menawarkan berbagai minuman tradisional, seperti wedang jahe dan susu jahe. Penggunaan gula batu dalam minuman tradisional ini menambah kenikmatan, menciptakan rasa manis yang pas.
Kualitas rasa dan kebersihan menjadi prioritas utama di Angkringan Balap Paseban. Menurut pemiliknya, Pak Aziz, angkringan ini selalu menjaga kebersihan, terutama dalam hal penggunaan minyak goreng yang selalu baru setiap harinya.
“Kami selalu menggunakan minyak yang baru agar gorengan tetap enak dan sehat untuk dinikmati. Alhamdulillah, pengunjung juga menyukai hal itu,” jelas Pak Aziz.
Sejak dibuka pada tahun 2008, angkringan ini telah mengalami peningkatan pesat dalam jumlah pengunjung. "Awalnya, kami hanya bisa menjual sekitar 10 bungkus nasi setiap malam. Sekarang, pada akhir pekan, kami bisa menjual hingga 1.500 bungkus," tambah Pak Aziz. Tidak hanya nasi, gorengan yang terjual pun bisa mencapai 40 kilogram setiap harinya.